Ahad, Februari 28, 2010

Baru lepas tengok gambar-gambar kak cik di Melbourne. So wonderful pics she took.

And the most interesting one was the appearance of kakak2 di Melbourne. Oh, saya terkedu!

Ah, kali ini bukan hendak membanding bezakan. Tapi mereka memang berbeza!

Benarlah, yang mengamalkan Islam itu dagang!

Dagang di bumi sendiri, lebih dagang di bumi orang. Terkesan melihat cara mereka berpakaian. Aduh, santun sekali kok!

Hmm..semoga perlahan-lahan saya bisa mencontohi mereka...

Khamis, Februari 25, 2010

Nah, dalam dunia ini, ramai orang yang sakit jiwa kerana memikirkan perkara-perkara yang bukan kerja seorang manusia.

Ada benda yang boleh kita fikir, kita rancang...Tetapi ingatlah bahawa masa depan dan seisinya itu milik Allah taala semata.

Kita siapa untuk risau terlebih tentang hidup ini?

Kita tak punya ilmu ghaib, kita tak punya perbendaharaan langit, hatta kita tak punya apa-apa walau sekelumit!

Tetapi, dalam kita miskin papa, Allah tak pernah meninggalkan kita terkapai-kapai begitu sahaja. Dia bekalkan kita Al-Quran dan As-Sunnah. Dan seperkara yang kita terlepas pandang, Dia offer kita DOA!!

Dia tahu kita adalah makhluk yang lemah dan bersifat tergesa-gesa. Kemahuan kita tinggi. Namun, kemahuan sering dibatasi kemampuan.

Ingatlah, ikhtiar dan doa, hanya itu kerja kita. The rest of your life, itu kerja Allah!


Maha Suci Allah daripada menzalimi hamba-hambaNya... Allahuakbar!

Selasa, Februari 23, 2010

"Jangan tengok orang yang lebih daripada kita, tetapi tengoklah orang yang kurang daripada kita."

Ayat itu bermain-main dalam fikiran saya.

Bukan apa, akhir-akhir ini, saya perhatikan sesuatu. Kadang-kadang kita suka membandingkan apa yang kita tak ada dengan orang yang ada serba serbi.

Kita sering lupa mensyukuri apa yang telah kita miliki dan sentiasa tidak berpuas hati dengan keadaan sendiri.

Hmm..sedar tak sedar ramai yang telah menyusahkan diri mereka dengan mengamalkan sikap ini...Membanding-bandingkan sehingga terlahir konflik dalam diri...

Tak de pasal, cari pasal

Kenapa anda provok diri anda sendiri?

Benar, kadang-kadang provok itu bagus kalau kena pada tempatnya. Tetapi kalau salah tempat, anda juga yang melarat. Akibatnya, rasa yakin diri anda akan terhenyak, tertekan jauh ke dalam hati disebabkan rasa rendah diri yang anda cipta sendiri.

Comparison itu baik, tapi jangan sampai melemahkan jati diri!

Anda perlu teguh berdiri di atas keyakinan anda sendiri.Jangan sibuk pandang orang lain sampai lupa peduli tentang diri.

Jangan begitu... Anda mesti yakin dengan apa yang anda ada..

Orang kata, " Kalau kita tak dapat apa yang kita suka, kita kena suka apa yang kita dapat."

Haa..kan tu!

So, from now on, berhentilah membanding-bezakan diri anda dengan orang sekeliling.

Cubalah kenali diri, gali potensi yang anda miliki.

Jangan lemah semangat, jangan mengalah cepat sangat! Anda cuma perlu ingat, anda sebenarnya hebat dan mampu menyengat!



Love you as always,
diDie AiNoRi
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
"I cried because I had no shoes, until I met a man who had no feet."..Nikos Kazantzakis
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Terdiam sejenak.

Ah, terpukul benar bila berbicara soal dosa.

Hati yang berdosa, bagaimana akan diterangi cahaya?

Umpama objek legap, pasti akan menyerap semua cahaya yang cuba menembusinya.

Astaghfirullah...

Jiwa yang rosak, hanya Allah penyembuhnya... Ya Allah, ampunkan seluruh dosaku ya Allah..Walau ku tahu ia seluas langit dan bumi, tidak layak dimaafi...

Ya Allah, bantu aku pelihara diri.
Bantu aku mendidik hati.

Jangan Kau pergi dari sisi.
Jangan Kau tinggal aku sendiri.

Ampunkan aku dalam setiap dosaku yang silih berganti....

Isnin, Februari 22, 2010

"Tak semestinya jalan yang lurus itu benar, dan tak semestinya jalan yang bengkang-bengkok itu salah!", kata seorang teman berbangsa India yang saya temui di Leeds, UK. Senyum tak pernah lekang dari bibirnya. Salah satu sifat yang sepatutnya ada pada seorang daie.

Hmm.. saya tertawa kecil mendengar celotehnya. Diam-diam, saya mengangguk perlahan, mengiakan katanya.

Benar, jalan yang lurus tak semestinya membawa kita sampai ke tempat selamat. Kadang-kadang jalan yang lurus membawa ke longkang kalau lupa belok kanan kiri, kan?

Hakikatnya, mana ada "siratul mustaqim" kat dunia ni!

Sebab itulah kita perlukan map dan Mr Tom-tom untuk sampai ke destinasi.

Begitu juga dalam hidup ini... Jiwa ini... Diri ini...

We need a "map" to figure out where are we now and what we should do after this so that we will not lost in this whole wide world....

Jadi, apa petunjuk jalan kita?
Adakah Mr Google?

Hey, hello...
We have more than Mr Google, ok!

Here it is..The Holy Quran from Allah!

Subhanallah..Have you ever think? Al-Quran hanyalah sebuah "map", "torch light", penunjuk jalan dan petunjuk arah yang Allah hadiahkan kepada kita.

But, if you don't choose to follow the direction that Al-Quran showed you, then will you be safe?


No, you won't!

Well, it was just like if you found a "map", but you just ignored "it", then nothing would happen to you.


So, tepuk dada, tanya iman;

"Have you ever try to find your "torch light"? And if you ever found it, have you used it? Or, did you just ignore it?"



Khamis, Februari 18, 2010

From:
http://fmcute. multiply. com/journal/ item/389

Dari Ibnu Mubarak dan Khalid bin Ma’dan, mereka berkata kepada Mu’adz bin Jabal, “Mohon ceritakan kepada kami sebuah hadits yang telah Rasulullah ajarkan kepadamu, yang telah dihafal olehmu dan selalu diingat-ingatnya karena sangat kerasnya hadits tersebut dan sangat halus serta dalamnya makna ungkapannya. Hadits manakah yang engkau anggap sebagai hadits terpenting?”

Mu’adz menjawab, “Baiklah, akan aku ceritakan…” Tiba-tiba Mu’adz menangis tersedu-sedu. Lama sekali tangisannya itu, hingga beberapa saat kemudian baru terdiam. Beliau kemudian berkata, “Emh, sungguh aku rindu sekali kepada Rasulullah. Ingin sekali aku bersua kembali dengan beliau…”.

Kemudian Mu’adz melanjutkan:

Suatu hari ketika aku menghadap Rasulullah Saw. yang suci, saat itu beliau tengah menunggangi untanya. Nabi kemudian menyuruhku untuk turut naik bersama beliau di belakangnya. Aku pun menaiki unta tersebut di belakang beliau. Kemudian aku melihat Rasulullah menengadah ke langit dan bersabda, “Segala kesyukuran hanyalah diperuntukkan bagi Allah yang telah menetapkan kepada setiap ciptaan-Nya apa-apa yang Dia kehendaki.

Wahai Mu’adz….!
Labbaik, wahai penghulu para rasul….!
Akan aku ceritakan kepadamu sebuah kisah, yang apabila engkau menjaganya baik-baik, maka hal itu akan memberikan manfaat bagimu. Namun sebaliknya, apabila engkau mengabaikannya, maka terputuslah hujjahmu di sisi Allah Azza wa Jalla….!


Wahai Mu’adz…Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkati dan Mahatinggi telah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan petala langit dan bumi. Pada setiap langit terdapat satu malaikat penjaga pintunya, dan menjadikan penjaga dari tiap pintu tersebut satu malaikat yang kadarnya disesuaikan dengan keagungan dari tiap tingkatan langitnya.

Suatu hari naiklah malaikat Hafadzah dengan amalan seorang hamba yang amalan tersebut memancarkan cahaya dan bersinar bagaikan matahari. Hingga sampailah amalan tersebut ke langit dunia (as-samaa’I d-dunya) yaitu sampai ke dalam jiwanya. Malaikat Hafadzah kemudian memperbanyak amal tersebut danmensucikannya
.

Namun tatkala sampai pada pintu langit pertama, tiba-tiba malaikat penjaga pintu tersebut berkata, “Tamparlah wajah pemilik amal ini dengan amalannya tersebut!! Aku adalah pemilik ghibah… Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk mencegah setiap hamba yang telah berbuat ghibah di antara manusia -membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan orang lain yang apabila orang itu mengetahuinya, dia tidak suka mendengarnya- untuk dapat melewati pintu langit pertama ini….!!”

Kemudian keesokan harinya malaikat Hafadzah naik ke langit beserta amal shalih seorang hamba lainnya. Amal tersebut bercahaya yang cahayanya terus diperbanyak oleh Hafadzah dan disucikannya, hingga akhirnya dapat menembus ke langit kedua. Namun malaikat penjaga pintu langit kedua tiba-tiba berkata, “Berhenti kalian…! Tamparlah wajah pemilik amal tersebut dengan amalannya itu! Sesungguhnya dia beramal namun dibalik amalannya itu dia menginginkan penampilan duniawi belaka (’aradla d-dunya).Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalan si hamba yang berbuat itu melewati langit dua ini menuju langit berikutnya!” Mendengar itu semua, para malaikat pun melaknati si hamba tersebut hingga petang harinya.

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan sang hamba yang nampak indah, yang di dalamnya terdapat shadaqah, shaum-shaumnya serta perbuatan baiknya yang melimpah. Malaikat Hafadzah pun memperbanyak amal tersebut dan mensucikannya hingga akhirnya dapat menembus langit pertama dan kedua. Namun ketika sampai di pintu langit ketiga, tiba-tiba malaikat penjaga pintu langit tersebut berkata, “Berhentilah kalian…! Tamparkanlah wajah pemilik amalan tersebut dengan amalan-amalannya itu! Aku adalah penjaga al-Kibr (sifat takabur). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku, karena selama ini dia selalu bertakabur di hadapan manusia ketika berkumpul dalam setiap majelis pertemuan mereka….”

Malaikat Hafadzah lainnya naik ke langit demi langit dengan membawa amalan seorang hamba yang tampak berkilauan bagaikan kerlip bintang gemintang dan planet. Suaranya tampak bergema dan tasbihnya bergaung disebabkan oleh ibadah shaum, shalat, haji dan umrah, hingga tampak menembus tiga langit pertama dan sampai ke pintu langit keempat. Namun malaikat penjaga pintu tersebut berkata, “Berhentilah kalian…! Dan tamparkan dengan amalan-amalan tersebut ke wajah pemiliknya.. ! Aku adalah malaikat penjaga sifat ‘ujub (takjub akan keadaan jiwanya sendiri). Rabb Pemeliharaku memerintahkan kepadaku agar ridak membiarkan amalannya melewatiku hingga menembus langit sesudahku. Dia selalu memasukkan unsur ‘ujub di dalam jiwanya ketika melakukan suatu perbuatan…!”

Malaikat Hafadzah lainnya naik bersama amalan seorang hamba yang diiring bagaikan iringan pengantin wanita menuju suaminya. Hingga sampailah amalan tersebut menembus langit kelima dengan amalannya yang baik berupa jihad, haji dan umrah. Amalan tersebut memiliki cahaya bagaikan sinar matahari.

Namun sesampainya di pintu langit kelima tersebut, berkatalah sang malaikat penjaga pintu, “Saya adalah pemilik sifat hasad (dengki). Dia telah berbuat dengki kepada manusia ketika mereka diberi karunia oleh Allah. Dia marah terhadap apa-apa yang telah Allah ridlai dalam ketetapan-Nya. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amal tersebut melewatiku menunju langit berikutnya…!”

Malaikat Hafadzah lainnya naik dengan amalan seorang hamba berupa wudlu yang sempurna, shalat yang banyak, shaum-shaumnya, haji dan umrah, hingga sampailah ke langit yang keenam. Namun malaikat penjaga pintu langit keenam berkata, ‘Saya adalah pemilik ar-rahmat (kasih sayang). Tamparkanlah amalansi hamba tersebut ke wajah pemilikinya. Dia tidak memilki sifat rahmaniah sama sekali di hadapan manusia. Dia malah merasa senang ketika melihat musibah menimpa hamba lainnya. Rabb Pemeliharaku memerintahkanku untuk tidak membiarkan amalannya melewatiku menuju langit berikutnya…!’

Naiklah malaikat Hafadzah lainnya bersama amalan seorang hamba berupa nafkah yang berlimpah, shaum, shalat, jihad dan sifat wara’ (berhati-hati dalam bermal). Amalan tersebut bergemuruh bagaikan guntur dan bersinar bagaikan bagaikan kilatan petir. Namun ketika sampai pada langit yang ketujuh, berhentilah amalan tersebut di hadapan malaikat penjaga pintunya. Malaikat itu berkata, ‘Saya adalah pemilik sebutan (adz-dzikru) atau sum’ah (mencintai kemasyhuran) di antara manusia. Sesungguhnya pemilik amal iniberbuat sesuatu karena menginginkan sebutan kebaikan amal perbuatannya di dalam setiap pertemuan. Ingin disanjung di antara kawan-kawannya dan mendapatkan kehormatan di antara para pembesar. Rabb Pemeliharaku memerintahkan aku untuk tidak membiarkan amalannya menembus melewati pintu langit ini menuju langit sesudahnya. Dan setiap amal yang tidak diperuntukkan bagi Allah ta’ala secara ikhlas, maka dia telah berbuat riya’, dan Allah Azza wa Jalla tidak menerima amalan seseorang yang diiringi dengan riya’ tersebut….!’

Dan malaikat Hafadzah lainnya naik beserta amalan seorang hamba berupa shalat, zakat, shaum demi shaum, haji, umrah, akhlak yang berbuahkan hasanah, berdiam diri, berdzikir kepada Allah Ta’ala, maka seluruh malaikat di tujuh langit tersebut beriringan menyertainya hingga terputuslah seluruh hijab dalam menuju Allah Subhanahu. Mereka berhenti di hadapan ar-Rabb yang Keagungan-Nya (sifat Jalal-Nya) bertajalli. Dan para malaikat tersebut menyaksikan amal sang hamba itu merupakan amal shalih yang diikhlaskannya hanya bagi Allah Ta’ala.

Namun tanpa disangka Allah berfirman, ‘Kalian adalah malaikat Hafadzah yang menjaga amal-amal hamba-Ku, dan Aku adalah Sang Pengawas, yang memiliki kemampuan dalam mengamati apa-apa yang ada di dalam jiwanya. Sesungguhnya dengan amalannya itu, sebenarnya dia tidak menginginkan Aku. Dia menginginkan selain Aku…! Dia tidak mengikhlaskan amalannya bagi-Ku. Dan Aku Maha Mengetahui terhadap apa yang dia inginkan dari amalannya tersebut. Laknatku bagi dia yang telah menipu makhluk lainnya dan kalian semua, namun Aku sama sekali tidak tertipu olehnya. Dan Aku adalah Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib, Yang memunculkan apa-apa yang tersimpan di dalam kalbu-kalbu. Tidak ada satu pun di hadapan-Ku yang tersembunyi, dan tidak ada yang samar di hadapan-Ku terhadap segala yang tersamar….. Pengetahuan- Ku terhadap apa-apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan- Ku terhadap apa-apa yang belum terjadi. Pengetahuan- Ku terhadap apa-apa yang telah berlalu sama dengan pengetahuan- Ku terhadap yang akan datang. Dan pengetahuan- Ku terhadap segala sesuatu yang awal sebagaimana pengetahuan- Ku terhadap segala yang akhir. Aku lebih mengetahui sesuatu yang rahasia dan tersembunyi. Bagaimana mungkin hamba-Ku menipu-Ku dengan ilmunya. Sesungguhnya dia hanyalah menipu para makhluk yang tidak memiliki pengetahuan, dan Aku Maha Mengetahui segala yang ghaib. Baginya laknat-Ku….!!

Mendengar itu semua maka berkatalah para malaikat penjaga tujuh langit beserta tiga ribu pengiringnya, ‘Wahai Rabb Pemelihara kami, baginya laknat-Mu dan laknat kami. Dan berkatalah seluruh petala langit, ‘Laknat Allah baginya dan laknat mereka yang melaknat buat sang hamba itu..!

Mendengar penuturan Rasulullah Saw. sedemikian rupa, tiba-tiba menangislah Mu’adz Rahimahullah, dengan isak tangisnya yang cukup keras…Lama baru terdiam kemudian dia berkata dengan lirihnya, “Wahai Rasulullah……Bagaimana bisa aku selamat dari apa-apa yang telah engkau ceritakan tadi…??”

Rasulullah bersabda, “Oleh karena itu wahai Mu’adz…..Ikutilah Nabimu di dalam sebuah keyakinan…”.

Dengan suara yang bergetar Mu’adz berkata, “Engkau adalah Rasul Allah, dan aku hanyalah seorang Mu’adz bin Jabal….Bagaimana aku bisa selamat dan lolos dari itu semua…??”

Nabi yang suci bersabda, “Baiklah wahai Mu’adz, apabila engkau merasa kurang sempurna dalam melakukan semua amalanmu itu, maka cegahlah lidahmu dari ucapan ghibah dan fitnah terhadap sesama manusia, khususnya terhadap saudara-saudaramu yang sama-sama memegang Alquran. Apabila engkau hendak berbuat ghibah atau memfitnah orang lain, haruslah ingat kepada pertanggungjawaban jiwamu sendiri, sebagaimana engkau telah mengetahui bahwa dalam jiwamu pun penuh dengan aib-aib. Janganlah engkau mensucikan jiwamu dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. Jangan angkat derajat jiwamu dengan cara menekan orang lain. Janganlah tenggelam di dalam memasuki urusan dunia sehingga hal itu dapat melupakan urusan akhiratmu. Dan janganlah engkau berbisik-bisik dengan seseorang, padahal di sebelahmu terdapat orang lain yang tidak diikutsertakan. Jangan merasa dirimu agung dan terhormat di hadapan manusia, karena hal itu akan membuat habis terputus nilai kebaikan-kebaikanmu di dunia dan akhirat. Janganlah berbuat keji di dalam majelis pertemuanmu sehingga akibatnya mereka akan menjauhimu karena buruknya akhlakmu. Janganlah engkau ungkit-ungkit kebaikanmu di hadapan orang lain. Janganlah engkau robek orang-orang dengan lidahmu yang akibatnya engkau pun akan dirobek-robek oleh anjing-anjing Jahannam, sebagaimana firman-Nya Ta’ala, “Demi yang merobek-robek dengan merobek yang sebenar-benarnya…” (QS An-Naaziyat [79]: 2) Di neraka itu, daging akan dirobek hingga mencapat tulang……..

Mendengar penuturan Nabi sedemikian itu, Mu’adz kembali bertanya dengan suaranya yang semakin lirih, “Wahai Rasulullah, Siapa sebenarnya yang akan mampu melakukan itu semua….??”

“Wahai Mu’adz…! Sebenarnya apa-apa yang telah aku paparkan tadi dengan segala penjelasannya serta cara-cara menghindari bahayanya itu semua akan sangat mudah bagi dia yang dimudahkan oleh Allah Ta’ala…. Oleh karena itu cukuplah bagimu mencintai sesama manusia, sebagaimana engkau mencintai jiwamu sendiri, dan engkau membenci mereka sebagaimana jiwamu membencinya. Dengan itu semua niscaya engkau akan mampu dan selamat dalam menempuhnya…..!!”

Khalid bin Ma’dan kemudian berkata bahwa Mu’adz bin Jabal sangat sering membaca hadits tersebut sebagaimana seringnya beliau membaca Alquran, dan sering mempelajarinya serta menjaganya sebagaimana beliau mempelajari dan menjaga Alquran di dalam majelis pertemuannya.

Al-Ghazali Rahimahullah kemudian berkata, “Setelah kalian mendengar hadits yang sedemikian luhur beritanya, sedemikian besar bahayanya, atsarnya yang sungguh menggetarkan, serasa akan terbang bila hati mendengarnya serta meresahkan akal dan menyempitkan dada yang kini penuh dengan huru-hara yang mencekam. Kalian harus berlindung kepada Rabb-mu, Pemelihara Seru Sekalian Alam. Berdiam diri di ujung sebuah pintu taubat, mudah-mudahan kalbumu akan dibuka oleh Allah dengan lemah lembut, merendahkan diri dan berdoa, menjerit dan menangis semalaman. Juga di siang hari bersama orang-orang yang merendahkan diri, yang menjerit dan selalu berdoa kepada Allah Ta’ala. Sebab itu semua adalah sebuah persoalan bersar dalam hidupmu yang kalian tidak akan selamat darinya melainkan disebabkan atas pertolongan dan rahmat Allah Ta’ala semata.

Dan tidak akan bisa selamat dari tenggelamnya di lautan ini kecuali dengan hadirnya hidayah, taufiq serta inayah-Nya semata. Bangunlah kalian dari lengahnya orang-orang yang lengah. Urusan ini harus benar-benar diperhatikan oleh kalian. Lawanlah hawa nafsumu dalam tanjakan yang menakutkan ini. Mudah-mudahan kalian tidak akan celaka bersama orang-orang yang celaka. Dan mohonlah pertolongan hanya kepada Allah Ta’ala, kapan saja dan dalam kadaan bagaimanapun. Dialah yang Maha Menolong dengan sebaik-baiknya…
(maaf tak jumpa pulak hadis riwayat apa..)

Rabu, Februari 17, 2010

Hari ini nyaman seperti hari-hari kelmarin. Saya mengatur langkah penuh semangat menuju ke universiti sambil mata ini melilau-lilau melihat gelagat manusia yang berjalan bersama-sama saya kanan dan kiri.

Saya perhatikan seorang pak cik yang berjalan laju melintasi saya. Berbeg sandang di belakang dengan uniform jeans dan T-shirt, pak cik lewat 40-an ini berjalan gagah menuju ke destinasinya. Dan saya menebak, pasti dia ke universiti yang sama. Mungkin.

Gayanya utuh, persis sang rijal yang tahu hala tujunya. Hendak ke mana dan lepas ni nak buat apa.

Hati saya terdetik, "kalau pak cik ini bisa melalui paginya dengan penuh optimis dan teguh sekali tanpa mengenal Allah pun pada hari itu, apa sebenarnya yang dia sematkan di hati ye??"

Bahkan ramai lagi kawan-kawan mat dan minah saleh saya di uni yang juga tidak mengenal Allah tetapi mereka maju dalam hidup mereka, in term of study (in term of akhlak saya tak nak komen).

Hebat ya!

Hmm..saya pula? saya memandang ke dalam diri menggunakan kanta hati. Saya pun berjalan lebih gagah dari biasa hari ini.
Kenapa eh?
Jeng3...Haa...sebab hari ni saya baru lepas call my beloved mom. And it's just like I absorbed an amount of spirit and energy from her....Hehe...

(betol la Long...kena cal ma!!haha....)

Hari ini, saya memulakan langkah dengan berkata kepada diri, "Didi, ibumu di rumah mengharapkan first class honour degree darimu. Ibumu di rumah bercita-cita untuk hadir ke majlis konvokesyenmu tahun hadapan. Kalau engkau tidak lulus bergaya tahun ini, bagaimana impian ibumu itu akan kau langsaikan?? Apa hakmu untuk mencalar sekeping kalbu milik seorang ibu?"

Saya berjalan terus ke uni.

Hari ini terasa indah.

Saya senyum sendiri sepanjang jalan.

Ah, rasa hati, sungguh misteri!

Banyak yang berlaku minggu ini indah-indah belaka.

Saya bagaikan tiada kata untuk melafaz rasa syukur pada yang Esa.

Allah, aku milikmu. Basahi hatiku dengan seluruh asmaMu...

Aku mencintaiMu dan bimbing aku untuk membuktikan cinta ini padaMu...

Kerna aku manusia pelupa, lemah dan caca merba...

Ya Allah...Aku tahu yang Engkau lebih Tahu dariku...Allahuakbar..

Isnin, Februari 15, 2010

"Gluon has not been observed, therefore, the "charge" is colour," kata lecturer saya dalam kelas hari ni.

Hmm..sebenarnya, gluon adalah mediate particle for strong interaction. Dan lazimnya, kalau sesuatu itu kita namakan particle, pastilah kita takkan nampak dengan mata kasar pun kan?

Particle, lebih kecil dari debu yang kita sapu atas lantai. Particle nyaris umpama imaginasi para saintis masa dulu dan kini.

Ah, jika difikirkan, bagaimana mereka boleh percaya dengan particle yang mereka sendiri tak nampak dan tak sure pun ada, but at the same time, mereka tak percaya pula kepada Allah.

Hmm..jelaslah sifat ingkar seorang manusia di situ.

Sudah tahu, tapi tak mahu.

Ia bukan masalah tak cukup ilmu, tapi ia krisis IMAN di dalam hati.

Kalau mereka boleh meng"imani" particle yang tak nampak tu, kenapa mereka tak boleh beriman kepada Allah?

Betapa ada manusia yang terasa bijak dan hebat dengan penemuan sains, bangga dan takjub dengan diri sendiri... tapi siapa pencipta di sebalik semua penemuan mereka?

Einstien pernah berkata, "The eternal mystery of the world is its comprehensibility.The fact that it is comprehensible is a miracle.”

sumber: (http://www.un.org/Pubs/chronicle/2005/issue2/0205p66.html)

Pity you Einstien... If only you know that the world is comprehensible because Allah is its creator!!

Huhu...Kembalilah kepada Al-Quran..Allah...Rasul...

Tundukkanlah nafsumu kepada IMAN kerana nafsu bukan TUHAN...Mengapa kita sering beralasan kita tidak MAMPU kerana sering kalah dengan NAFSU???

Didiklah hatimu kepada fitrah yang sebenar..Fitrah ingin bertuhan...Fitrah yang rindukan kebaikan dan bencikan kemungkaran dan syaitan...

Beramallah dengan ilmu, bertaubatlah dengan penuh malu kepada Allah...

Kita bukan sesiapa..tanpa rahmat Allah, kita hina bukan saja di dunia, malah di akhirat sana!

Ah, antara particle dan Alah. Sebetulnya, particle itu bukti adanya Allah!!

Jumaat, Februari 12, 2010

"Jangan fikirkan jangka panjang yang pendek. Tapi fikirkanlah tentang jangka panjang yang panjang." -Pahrol Mohd Juoi, Nota Hati Seorang Lelaki.

Ayat ini membuat saya berfikir...Ya, kadang-kadang kita terlalu sibuk merancang hidup dan kehidupan. Bila nak ambil master, bila nak sambung ph.D, kewangan nak simpan banyak mana, family yang ideal macam mana dan everything lah!

Semuanya, rancangan yang nampak seperti jangka panjang, tetapi sebenarnya pendek.
Hakikatnya mati itu lebih dekat. Hakikatnya, adakah kita merancang untuk menghadapi kematian? Permulaan hidup yang tak mati-mati lagi?

Hakikatnya ramai yang tak sedar...

Lupa merancang hidup untuk mati...

Dan itulah kita, menyangka perancangan jangka panjang hidup kita sudah cukup hebat, mantap walhal, kita tak sedar, sebenarnya ia belum cukup bijak...

Rasulullah bersabda,

"Orang yang bijak adalah orang yang mengingati mati."

Jadi, adakah kita telah mengaitkan perancangan hidup dengan "permulaan hidup" (kematian) ?

Hmm...juruskan segala-galanya kepada "permulaan" yang sebenarnya. Niatkan kerana Allah, agar semua perancangan jadi ibadat dan beroleh manfaat di alam barzakh kelak...

Sebenarnya, hidup ini untuk mati, mati ini untuk hidup(hidup yang selama-lamanya).Jom,merancang hidup untuk mati!!


p/s: didi, belajar sggh2!! rancang hidup dan mati betol2!!jangan malas2!! orang bijak tapi malas beerti akhirnya dungu! orang rajin tapi tak kenal potensi diri akhirnya binasa! fokus, tetap hati, lawan hawa nafsu! Sedar yang dirimu sgt bertuah. Belajar di bumi UK ini, bukan semua orang dapat! bersyukurlah dan zahirkan dengan memanfaatkan masa dgn study dan kerja2 dakwah! subhanallah..Alhamdulillah!

Isnin, Februari 08, 2010

Salam...

Terlalu banyak perkara yang bermain di benak fikiran ini....
Kadang-kadang rasa overdose pun ade jugak...
Subhanallah...Alhamdulillah..Allahuakbar...

Kembalikan segala-galanya kepada Allah ....

Allah tahu apa yang sedang kita usahakan...
Allah tahu kalau hati kita sedang menagis kepiluan...
Allah tahu kalau kita sudah berusaha bersungguh-sungguh...
Allah tahu kalau kita sedang berusaha memperbaiki diri...
Allah tahu apa sebenarnya yang kita nak jadi...
Allah tahu apa yang terang dan apa yang tersembunyi...
Allah tahu every single things in our life...


Senyum...
Wat kerja one by one...


penat?

Senyum jugak...

Jangan sedey2....

Jangan sekali-kali rasa terbeban...

Walaupun bahumu hanya tulang yang rapuh, tak mampu pikul semua beban, buatlah setakat yang terdaya...

Walau jiwamu mudah benar tersentuh, teruskanlah kerja-kerjamu....

Sesungguhnya Allah melihat apa yang engkau usahakan....

Semuanya....(tak ada satu pun yang tertinggal!!)

Biar Allah yang tentukan masa dan ketikanya...

Biar Allah yang tunjukkan jalan dan cahayaNya...

Biar Allah yang membuka pintu-pintu rezeki dan peluangNya...

Biarlah...Biarkanlah segala-galanya kepada Allah...

Diri ini lemah dan mudah sesak nafas dengan kerja-kerja bertimbun dan menimbun.

Ya Allah, jangan Kau lekangkan senyum ini dari bibirku...

Walau apapun yang bermain di fikiran, kau luruskanlah ia hanya padaMu...

Sesungguhnya, rahmat dan kasihMu seluas langit dan bumi....

Allahuakbar...

Mungkin lagu ini bisa mendamaikan sekeping hati...

 
Copyright (c) 2010 Diari diDie. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.