Khamis, September 01, 2011

Salam...

Sepertinya, malam ini terasa lain macam. Saya rasa rindu. Rinduuuuuuuuuuuu sangat-sangat. Rindu dekat INTEC, tarbiyyah di INTEC yang lebih tepat. Entah kenapa, setiap kali teringatkan INTEC, cepat benar hati saya tersentuh, mudah benar air mata bertakung, lantas menitis membasahi pipi. Entah, orang lain mungkin takkan faham. Yalah, perasaan ini kan sesuatu yang tak nampak, subjektif dan takkan dapat ditafsir kecuali bagi yang merasa. Mungkin perasaan saya sekarang ni termasuk dalam kategori perasaan yang sukar untuk dijelaskan.

Yang pasti, saya rindu...Kebasahan tarbiyyah di INTEC, tak lagi saya temui di mana-mana pun yang saya pergi...Saya rindukan orang-orangnya...Saya rindukan suasananya...Saya rindukan semuanya...Semuanya tentang INTEC...

Ah, bosan kan mengulang benda sama. Tapi, lantaklah, ni diari saya, memang saya akan tulis apa saja yang saya rasa.

Hmm...aneh! Bukan saya tiada pengalaman pahit di INTEC. Seingat saya banyak! Malah ada yang menyakitkan pun bila diingat-ingat. Tapi...tetap juga saya sayangkan INTEC dan seisi warganya. Betullah, perasaan ini kadangkala ajaib!

Biarlah pengalaman yang sakit itu, sebab pengalaman manis pun tak kurang banyaknya. Mungkin Allah nak mengajar saya langsung melalui pengalaman2 buruk itu. Mungkin Allah ada cerita yang tersendiri untuk saya? Bukankah ada pepatah mengatakan, "everyone is destined a different path"?

Hmm..bukankah ada hadis yang mengatakan, kita takkan dapat lebih dari apa yang telah dituliskan untuk kita dan kita takkan dapat apa yang dikurangkan lebih dari apa yang ditulis untuk kita?

Saya percaya, hanya Allah lah sebaik-baik penolong dan sebaik-baik sandaran. Perlukah lagi saya terasa sakit dengan segala peristiwa lalu? Sedangkan saya tahu Allah ada ceritaNya untuk saya?

Maka, nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan?

Tiada! Tiada yang bisa saya dustakan. Benarlah kata nabi Zakaria, sejak dulu sehingga baginda berambut putih, baginda belum kecewa lagi dalam berdoa kepada Allah. Benarlah juga kata Ashabul Kahfi, "wahai Tuhan kami, berikanlah rahmatMu kepada kami dan sempurnakanlah petunjuk bagi kami dalam urusan kami."

Lagikan nabi juga berdoa penuh yakin, apa lagi saya untuk tidak yakin dan bersandar kepada Allah?

Liku-liku hidup di INTEC memang mencabar, bagai duri menusuk daging juga ada kadang-kadang. Tapi Allah tak pernah lupa hadiahkan madu juga buat saya.

Jika dihalusi semula, mungkin duri-duri itu juga adalah jalan-jalan untuk saya bertemu madu-madu yang manis tu. Hmm..hidup ini memang berseni, memang berfalsafah tak habis. Hehe...Tapi..itulah hidup.

Yang penting, usah difikirkan sangat yang sakit itu, jadikan sempadan untuk hari depan. Yang sakit itu hanya untuk menambahkuatkan sistem keimunan. Biar hati dan jiwa jadi lebih kuat dan kental, kan?

Memang benar, sejak saya kecil, sampai saya besar, belum pernah lagi saya kecewa dalam berdoa kepada Allah. Lalu, apakah kini saya harus berpaling? Tidak, dan tidak mungkin saya akan! insya Allah.

Ya Allah, sesungguhnya segala urusan itu kembali kepadaMu. Aku rindu, dan rinduku ini terkandung seribu satu kisah dan makna. Kebasahan tarbiyyah itu, benar-benar terkesan dalam hatiku. Allahu Allah....

0 comments:

 
Copyright (c) 2010 Diari diDie. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.